"Tulisan
ini untuk ikut kompetisi @_PlotPoint: buku Catatan si Anak Magang Film
"Cinta Dalam Kardus" yang tayang di bioskop mulai 13 Juni 2013."
Velin
adalah seorang gadis yang ceria, lucu, manis, dan imut. Kehadiran Velin membuat
gue memasuki hari-hari yang baru, lebih indah dan menyenangkan.
Velin
sering kali menghibur gue di saat gue lagi sedih karena masalah keluarga. Gue
inget waktu itu Velin sempet ngasik gue sebuah mainan anak-anak, mainan itu Ultramen.
Ketika Velin ngasik mainan itu kesedihan gue jadi hilang, dan gue juga sempet
ketawa. Gue enggak tau apa maksud Velin ngasik mainan itu, tapi yang pasti
suasana sedih saat itu menjadi ceria dan gue sangat terhibur.
Hubungan gue dan Velin adalah hubungan yang
paling lama dari sekian mantan-mantan gue, dan kisah cinta gue bersama Velin
adalah kisah yang paling bermakna, yang sampai saat ini gue belum bisa untuk ngelupa’in
dia. Gue dan Velin sama-sama bisa menjaga hati, bisa saling mengerti, dan ini
yang membuat hubungan gue sama Velin mampu bertahan lama.
Di
bulan yang kedua belas dalam hubungan gue bersama Velin, ada satu hal yang
sebenarnya gue gak pingin denger dan gak pingin gue rasain. Gue dan Velin kini
harus berpisah. Velin dan orang tuanya harus pindah ke Jakarta selama 10 bulan
demi pekerjaan Ayahnya yang saat itu dalam penugasan Tentara. Dan yang paling
sedihnya lagi, gue tau kabar ini sehari sebelum keberangkatan Velin ke Jakarta.
Velin memang sengaja menyembunyikan kabar ini dari gue, karena Velin takut
membuat gue tambah sedih.
Sebelum
Velin ninggalin gue ke Jakarta. Gue sempet ke rumahnya untuk ngucapin selamat
jalan. Saat itu Velin memeluk gue sambil menangis, Velin memeluk gue dengan
sangat erat, seakan dia sendiri gak bisa menerima kenyataan. Saat itu suasana
sangat mengharukan. Ibunda Velin pun turut menangis karena melihat anaknya
tidak bisa menerima kenyataan yang harus berpisah dengan orang yang dicintai.
Namun inilah kenyataan. Gue bukan Tuhan yang mampu merubah kenyataan. Gue hanya
manusia biasa yang harus mampu menerima kenyataan dengan hati yang tabah.
Saat
Velin memeluk gue. Velin berkata “kita memang pisah jauh, bukan berarti hubungan
kita juga harus pisah dan berhenti sampai disini”. Dan ketika Velin melepas
pelukannya, Velin ngasik gue sebuah boneka Danbo kertas. Dan berkata “mungkin
ini yang bisa nemenin kamu disaat kamu lagi kesepian”.
Ketika
velin ngasik gue boneka danbo kertas, seakan itu menjadi hari terahir gue
bertemu dengan Velin dan harus berpisah. Velin masuk ke mobil dan melambaikan
tangannya dengan wajah yang masih bersedih. Gue yang berdiri di depan rumahnya hanya
mampu memberikan senyuman terahir ke Velin.
10 bulan kemudian…
Penantian
gue berakhir, Velin kembali ke Bali bersama orang tuanya. Namun sayangnya
kedatangan Velin ke Bali membawa hari yang buruk terhadap gue. Velin ngelupa’in
gue berserta semua kenangan yang pernah gue lewati bersama velin, dan buruknya
lagi ternyata Velin kecelakaan sewaktu di Jakarta yang membuat dirinya sampai
lupa ingatan.
Hati
gue sangat terpukul mendengar kabar yang diceritakan oleh Ibunda Velin. Dan
akhirnya hubungan inipun berakhir secara diam-diam. Gue gak mungkin menceritakan
keresahan gue dan meminta putus ke seseorang yang lupa ingatan. Dan semua
barang yang pernah Velin kasih ke gue. akhirnya gue simpen baik-baik di kardus
Story in Love gue.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar